Translate

Rabu, 17 Agustus 2011

KELUARGA KERAJAAN LIAE

Foto: Raja Liae Bersama Keluarga Kerajaan (diabadikan sekitar tahun 1900).
Koleksi: Tropenmuseum of the Royal Tropical Institute, Amsterdam - Nederlands.
File: De Radja van Liae met gezin Sawoe.


KELUARGA KERAJAAN LIAE:

  1. Kale L' odo (adalah raja pertama di Liae yang langsung diangkat oleh Belanda). 
  2. Riwu Manu (adalah raja kedua di Liae yang juga langsung diangkat oleh Belanda).
  3. J'ami Riwu Manu (memerintah sekitar tahun 1721).
  4. Mone Bengu (1726 -174... ?).
  5. Kore Rohi (memerintah antara tahun 1752-1756).
  6. Kore Lone (memerintah antara tahun 1758-1760).
  7. Manu Kore (memerintah sebelum 1767 sampai setidaknya 1794). Raja Manu Kore dari Liae ini juga dijuluki sebagai "Penguasa Kecil", mulai tahun 1758 (sebagai anak di bawah umur, ia ikut memerintah bersama ayahnya, Kore Lone).
  8. Ama Moye Keloa ..... (memerintah sekitar tahun 1832).
  9. Ama Ie Yote ..... (memerintah sebelum 1852-1859).
  10. Ama B'aki B'ela ..... (memerintah sekitar tahun 1859-1868). Raja Ama B'aki B'ela ini meninggal karena serangan cacar. Pada tahun berikutnya, terjadi epidimi cacar yang mewabah di seluruh Kepulauan Sabu. Konon diceritakan, wabah ini membunuh hampir 1/4 penduduk Sabu saat itu.
  11. Hendrik Ratu Manu (Ama Amoe Manoe) ..... Beliau dibaptis pada sekitar tahun 1874, beliau menjadi raja terakhir di Sabu yang menjadi Kristen, setelah didahului oleh raja Seba dan lain-lain. Berkuasa sejak 1868-1918, sebagai penguasa independen di Liae. Tanggal kematiannya tidak diketahui dengan pasti. Ketika anaknya juga kemudian meninggal, maka kekuasaan dinasti kerajaan Liae dari garis keturunan langsung pun punah. Kemudian dimulailah masa-masa ke-fettor-an mulai memerintah langsung di wilayah Liae).
  12. Riwu Ratu (19...? - 19...?). Raja Riwu Ratu masih berkuasa sampai pada tahun 1936, tetapi di bawah sistem ke-fettor-an (Wakil Raja Seba), karena semua kerajaan di Sabu disatukan (di-aneksasi) oleh Belanda. Antara tahun 1914 -1918, kekuasaan Kerajaan Liae berada dibawah pengaruh kekuasaan Raja Heb'a (Seba). Saat itu di Sabu Raijua, Pemerintah Hindia Belanda mewajibkan setiap bekas kerajaan boleh terus melanjutkan pemerintahan sendiri dengan sistem ke-fettor-an, yang takluk/berada di bawah kekuasaan raja Seba. Pada tahun 1905 Fettor (Wakil Raja Seba) di Liae, dijabat oleh Fettor Radja Hab'a, yang diangkat oleh Pemerintah Hindia Belanda berdasarkan kontrak pada tahun 1894.
  13. Rohi Radja Hab'a (putra mantan Fettor dari Liae, ketika Liae masih resmi dipisahkan kerajaan, kemudian menjadi penguasa Liae. Pada tahun 1940 ia sudah menjadi Fettor.

=CATATAN: Data-data ini (khususnya mengenai angka-angka tahun), diakui masih simpang siur, namun tentunya data-data ini bisa dipakai sebagai pijakan awal untuk para sejarahwan menggali keotentikan sejarah lebih jauh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar